Minggu, 11 Oktober 2015

Puisi Ku

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
selamat malam akhi dan ukhti. alhamdulillah malam ini ada kesempatan untuk berbagi pengetahuan lagi. Baiklah, menyangkut perasaan dan hobby, setiap orang mepunyai berbagai hal yang berbeda di antara kesamaan. diantaranya, hoby. Ada yang suka bermain, melukis, bikin novel dan juga puisi. Nah disini saya akan membagikan sebuah kumpulan puisi yang merupakan buatan sendiri. tapi mungkin puisi ini tidaklah sebagus seperti penulis lainnya. karena saya menulis puisi berasal dari keseharian dan perasaan saya. hehe. baiklah langsung saja ya. selamat membaca .


MENAPAKI JALAN KEHIDUPAN
Langkah tertatih goyahkan iman
Tapaki langkah demi langkah
Demi menunaikan lakon kehidupan
Langkahku semakin berat
Ketika coba kupercepat
Tiada keikhlasan jalani hidup
Bebanpum kian terasa berat
Hening dan damai,,,
Sunyi dan senyap,,,
Aku terlelap,,,
Terbuai harapan,,,
Tumpulkan semangat,,,
Aku harus terus melangkah !!!

SINARMU
Ku berlari diantara rerumputan yang berkejaran
Berdiri bersama dengan titik air
Dalam pagi menghujung
Ku saksikan sisa-sisa cahaya malam

Sinar mu kini datang menghadang
Kulalui meski bersinar terik
Kuhadang dengan api berkobar dalam jiwa
Meski tulang tak lagi bisa
Tetesan embun pagi menghalangi langkahku
Menatap dalam, apa yang ada padanya
Dia berlari menjauh kemudian lenyapnya
Sinar mu kini tampak di hadapanku
Sang mentari pagi…

ISI HATI
Sendiri menutup diri
Pikiran melayang jauh bersama angin
Menatap apa yang kulihat
Hati ingin ikut bicara
Tapi dunia tak merestui
Sendiri menutup diri
Di depan kayu yang berisikan buku
Menulis isi hati dengan symbol
Tapi tak ada yang mengerti

Kubuka gerbang kamarku
Hembusan angin membawa jiwa
Melayang dan berhembus
Dunia tak sama dengannya

RUANGAN KECILKU

Bell telah berdentang
Saatnya kembali ke hidupku
Dimana hidup itu penuh dengan warna-warni
Rumahku,,,
Berhenti di titik tujuan yang kutuju
Ku sempatkan singgah diruangan yang luas itu
Kemudian kembali ke ruangan ku yang kecil
Yang terbenam rencana yang begitu menumpuk
Homework, no
Test, no
Next, kududuk didepan layar, pikiran melayang
Kutindis tombol itu dengan lambat
Sejalan dengan yang kupikirkan
Rutinitas yang setiap hari kulakukan
Melayangkan pikirkan diruangan yang kecil itu
Menatap alam dan semua disekelilingku
Bertanya pada diri sendiri
Menuangkan semuanya pada lembaran kerjaku.

INI DIRIKU
Aku bingung,,,,
Salahkah dengan diriku ini ?
Salahkah dengan takdirku?
My god, ku bersimpuh menengadah
Ampuni diriku yang berburuk sangka kepada-Mu
Setiap langkah selalu bergandengan dengan Tanya
Berselisih dengan kenyataan
Tersenyum menatap impian
Dan bersapa salam dengan kehidupan
Aku bingung,,,
Ku jalaninya dengan penuh harapan
Harapan yang tak berujung
Meski tertatih, ku terus berkobar
Karena impian, dan karena Dia
Ini diriku, bukan orang lain
Inilah perbedaan yang kumiliki
Yang Tak dapat ku ketahui jalannya
Hati kan tetap tersenyum menyaksikan diriku
Meski berbeda, dan jauh berbeda.

DI ATAS SAJADAH

Sunyi malam menyelimuti
Ku tutup pintu rapat-rapat
Ku tengok ke arah luar
Sunyi dan tak berkehidupan
Merasakan sunyi dimalam dingin
Dimana ku tak berhenti terisak
Teringat kesalahan yang terlintas
Jiwa terkikis dengan rasa sesal
Kikisan yang begitu berat, mendalam
Tangis, rintik semakin merambat
Hingga menjalar kesemua ruangan
Ku langkahkan kaki membasuh muka
Sampai dengan ku basuh kakiku
Bersimpuh di atas sajadah
Memohon dan meminta padanya
Walau air mata terus terjatuh
Tapi kuharus tetap mengingatnya
Walau kesedihan begitu pedih
Tapi kuat dihadapannya itu mungkin lebih indah

On the  prayer rug
Silent night enveloped
My closed door meeting meeting
I look outwards, silent and nothing life
            Feel lonely in the cold night
Where I did not stop sobbing
Remembering error occurred
            Eroded soul with a sense of regret
Scraping is so heavy and deep
Weeping and patter increasingly creeping
Up to all rooms
            My footstep wash my face
Until I wash my feet
Knelt on a prayer rug
Begged and asked him
            Though the tears continued to fall
But must still remember
Though sadness so poignant
But strong in front of him was perhaps more beautiful.

JALUR HIDUP SEMAKIN SINGKAT

Senja menyapa, tanda malam kan datang
Malam sunyi, tanpa hidup
Gonggongan anjing sesekali mencekam
Meliputi kegelapan malam
Pagi pun tiba dengan sinar terangnya
Tersenyum menyambut pepohonan hijau
Lalu siang menghadap
Memancarkan teriknya yang sangat panas
Jalur hidup semakin singkat
Telah banyak yang terlewati
Diantaranya ada banyak goresan
Penyempurna pun beragam
Kita kan kembali
Di suatu tempat nyata
Tapi belum sekarang
Masih banyak tugas dipondok ini
Dan perbekalan yang harus dijaga pagi hingga malam menjelang.

Malam Yang Mencekam
Kesunyian kini kurasakan
Di dalam kamar kecilku
Bersama sebuah layar dan tombol
Dan juga secangkir gelas
            Ku masih terus menekan tombol
            Masih tetap focus
            Tanpa peduli malam akan berlalu
            Kesunyian yang semakin tambah mencekam
Apa yang kucari pun belum ku temukan
Apa yang kuharapkan belum ku dapat
Tapi karena dari diriku
Maka terus kulanjutkan



KERTAS PUTIH TELAH MENJADI HITAM

Kertas putih di atas meja
Di temani pena bertinta hitam
Jari tangan yang tak henti-hentinya bergerak
Suara ricuh pun semakin bertambah
Buku telah menjadi abu
Damai kini berubah menjadi kericuhan
Kebaikan kini di sampingkan
Kejelekanlah yang di kedepankan
Kertas putih telah menjadi hitam
Dari banyaknya tulisan dari pena bertinta
Kebaikan kini tergantikan dengan keburukan
Dari mulut yang terus berpengetahuan
Sifat manusia telah terlumuri noda
Noda yang mudah dihilangkan
Tapi, malas tuk menghilangkannya
Noda itu hanya dibiarkan
Sudah tahu itu salah
Masih saja dilakukan
Tahu itu benar
Tapi tidak berniat untuk melakukannya.

Cahaya Dibalik Kegelapan

Meraba dalam gelapnya malam
Mencari setitik cahaya hati
Mencari kemana arahnya
Merangkak langkah demi langkah
Kucoba bangkit dari malam
Menapaki setiap gumpalan kegelapan
Menjaring sesak didalamnya
Menemukan jalan tikus diantara kegelapan.
Seperti impianku yang terhalang kegelapan
Saat setitik cahaya mulai Nampak
Kegelapan menutupnya
Dia tak pernah lelah mencegat jalannya cahaya itu

DI BANGKU KELASKU

Aku membisu dalam diam
Aku memandang dalam kesendirianku
Tak ingin diganggu sang mentari
Tetap berangan-angan kemana ku mau
Dalam ramai ku melayang
Bersenda gurau dengan sinar sang mentari pagi
Bertatapan awan yang tenang
Mengabaikan pandangan pada hujan
Aku merangkai kata demi kata
Saat duduk dalam kelasku
Diantara beribu langkah
Aku merapatkan langkahku
Disebuah bangku kelasku.
HARAPAN

Bertemankan sepi dalam sajak senja
Aku bertatap sinar kuning senja
Merindukan sang harapan yang pernah ada
Yang kini lenyap dengan sinar sang mentari
Aku merenung dibawah sinar senja
Dengan hati yang hancur lebur
Aku ingin sekali memiliki harapan itu kembali
Tapi, apa yang baik kuperbuat
Aku bersimpuh diatas sajadah
Menatap harapan yang akan kembali
Dengan segenap jiwa
Aku merayu dan meminta
Harapanku kan kembali dalam sisi.

JALAN YANG AKAN KUTEMPUH

Aku berucap dalam batin,
Menatap jalan yang hendak aku lalui
Menitih satu demi satu, sedikit demi sedikit
Memandang jauh disana
Apakah jalan itu seperti dalam benakku
Atau kah akan berbeda jalur.
Aku terdiam….
Aku merasa antusias dan bimbang
Antusias tuk cepat meraih apa yang ada dalam benak
Dan bimbang akan jalan yang akan berliku-liku.
Ku sapu rasa bimbang,, dan ku bangkitkan rasa antusias
tak ada yang boleh menggoyahkannya
Ku perkuat benteng impian
Dan aku pun melangkah,
Sedikit demi sedikit dan terus melaju.

KU YAKIN
Kumelintas pada garis berliku-liku
Melawan beribu hawa nafsu
Mempertahankan kekuatan benteng dalam diri
Tapi seringkali goyah
Kujalani setiap detik hidup ini dengan pengalaman kecil
Yang belum mampu membuatku mengkokohkan benteng
Kusapu segala bekas debu
Dan tak henti-hentinya terus kusapu
Namun debu pun tak hentinya tuk mendekat
Ku rapuh,
Ku berserah,
Namun ku kuat,
Tapi ku hanya butuh waktu yang tidak sedikit
Karena ku yakin.

MENGENAL-MU
Mengenalmu adalah hal terindah
Dekat kepadamu adalah keberuntungan
Diperhatikan olehmu adalah kesenangan
Dicintai olehmu adalah keajaiban
Kau tak pernah lepas dari memikirkan kami
Tak pergi dari singgahsana
Kau tulis jalan kami
Tapi kau coba kami dengan menitip pelajaran didalamnya
Aku lahir dari seseorang yang mengenalmu
Mungkin itu juga aku bisa mengenalmu
Tapi aku lalai dari mencari tau
Siapa sebenarnya Engkau
Kini kumulai mengerti
Aku mulai sunggu-sungguh mengenalmu
Dan aku tak ingin ikut dengan-Mu karena keluargaku
Tapi ku ingin mengenal-Mu dan ikut dengan-Mu
Karena aku mengerti dan tahu Engkau.

MENYERAH

Mundur,,,
Karena tak mampu lagi
Menyerah,,,
Mungkin akan ku hampiri
Ku tak ingin melihatmu dari jauh
Tapi kau selalu saja terlintas dihadapku
Meski harapan akan dirimu
Namun ku tak ingin ingatan itu singgah
Andai kau selalu ada
Tapi jangan pernah singgah dibenakku
Harapan akan kehadiranmu adalah kesenangan
Tapi lintasan pikiran tentangmu adalah kesengsaraanku
Ku ingin kau jauh dari pikiranku
Tapi selalu ada di hadapanku

AKU YAKIN
aku berlari dalam kesendirian
membuat keramaian di kesunyian
mencoba tersenyum dalam kesedihan
harapan pun tak lepas dari genggaman
ku berjalan tuk merangkul duniaku
lalu ku coba berlari tuk menggapai akhiratku
terjatuh mungkin akan ku jumpai
meski harus menahan keyakinan
untuk tetap dalam jalur
tali penghalang pun akan ku temukan
tapi akan ku bantai dengan segumpal kepercayaan
bahwa aku akan meraih sebuah mimpi itu

dan aku yakin


#maaf jika ada banyak kesalahan dalam penulisan dan setiap garis katanya.
puisi di atas adalah puisi yang masih sangat butuh inspirasi dan bantuan dari kalian semua, dengan memberikan komentar ataupun saran itu akan bisa membuat penulis lebih termotivasi lagi. Terima kasih atas kesempatannya untuk membaca postingan saya.
Wassalam. Aisyah 'Mine'.

1 komentar:

Syukron Jazakumullahu khair.

Kami terima saran dan kritiknya.

Review Manajemen Strategi

REVIEW BUKU PENGANTAR PUBLIC RELATIONS: TEORI DAN PRAKTIK (KEITH BUTTERICK) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Public Relat...