Assalamu'alaikum warahmatullahi wabaraktuh.
selamat malam. malam ini lanjut posting mumpung sempat. kali ini saya memposting mungkin seperti makala dan penelitian. ini merupakan materi yang saya dapat sewaktu praktek di sebuah perusahaan besar. mungkin ini yang bisa saya bagi kepada akhi dan ukhti. selamat membaca.
Instalasi Budidaya
Tanaman Padi
Padi merupakan
salah satu kebutuhan pokok manusia. Tanaman padi adalah tanaman semusim dengan
rentan waktu selama 3 bulan. Dalam budidaya tanaman padi sawah , varietas yang
dibudidayakan yaitu varietas Ciherang dan Cisantana, keunggulan dari varietas
ini adalah salah satunya malai buahnya lebih panjang dan masa panennya lebih
cepat sekitar 95-105 HST. Untuk
mendapatkan hasil tanaman padi yang optimal maka tahapan yang dilakukan dalam
budidaya tanaman padi sawah, yaitu :
ü Persiapan
lahan
ü Pengolahan
tanah
ü Persemaian
ü Penanaman
ü Pemeliharaan
ü Panen
dan pasca panen
A.
Persiapan
Lahan
Untuk mendapatkan tanaman padi yang baik, maka
langkah awal yang kita ambil dalam budidaya tanaman padi sawah adalah persiapan
lahan. Persiapan lahan meliputi pembersihan. Tujuan dari pembersihan adalah untuk
memudahkan pekerjaan saat pengolahan tanah berlangsung, dengan cara
membersihkan gulma, rumput-rumput dan bebatuan yang ada pada lahan. Persiapan
lahan sangat diperlukan untuk menentukan keberlanjutan pertumbuhan tanaman
padi.
B.
Pengolahan
Tanah
Langkah setelah persiapan lahan yaitu pengolahan
tanah. Pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi
pertumbuhan tanaman dengan cara memperbaiki tekstur tanah yang bertujuan untuk menciptakan
kondisi tanah yang siap tanam. Pengolahan tanah dilakukan untuk mempermudah
atau mempercerpat siklus udara dalam tanah. Saat pengolahan tanah air yang
dibutuhkan hanya sedikit dengan ketinggian 10-20 cm.
Dalam pengolahan tanah
dilakukan 3 tahap, yaitu :
·
Pembajakan
Tujuan
pembajakan yaitu digunakan untuk memotong dan membalik tanah. Pembajakan
dilakukan dengan Bajak.
·
Penggarukan
Tujuan
penggarukan yaitu menghancurkan bongkah tanah yang besar menjadi lebih kecil
dan sisa tanaman dan gulma yang terbenam dipotong menjadi lebih halus, sehingga
mempercepat proses pembusukan. Fungsi penggaruan yaitu menjadikan tanah gembur
dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu
dicampur dengan lapisan tanah atas. Pembajakan
dilakukan menggunakan Gelebek / Galendrong
·
Pemerataan
Pemerataan
yaitu meratakan tanah yang sudah dibajak dan digaru agar memudahkan nantinya
dalam penanaman. Pemerataan dilakukan menggunakan Sisir.
Sebelum pengolahan
tanah sebaiknya rendam tanah minimal 3 hari atau lebih. Begitu juga saat
sesudah pembajakan dan penggaruan. Agar tanah menjadi lebih lunak, maka
sebaiknya rendam lahan sawah yang akan ditanami selama 1 minggu.
C. Persemaian
Setelah tanah diolah maka yang
dipersiapkan selanjutnya yaitu bibit padi yang akan disemaikan. Persemaian
adalah tempat menanam benih atau bibit yang bersifat sementara, dimana tanaman
ini dipelihara sampai saat dipindahkan ke lapangan. Benih merupakan salah satu
faktor penentu keberhasilan produksi. Dalam persemaian digunakan tempat
persemaian yang merupakan alat untuk menabur bibit sebelum dipindahkan ke
lahan. Adapun tempat persemaian yang baik, yaitu :
1)
Subur, banyak
mengandung humus dan gembur
2)
Tempat terbuka,
tidak terlindungi oleh pepohonan sehingga sinar matahari dapat diterima dan
dipergunakan sepenuhnya.
Adapun
cara-cara menyiapkan bibit pada tanaman padi sebagai berikut.
-
Bersihkan
terlebih dahulu talang yang akan digunakan.
-
Lalu isi talang
dengan menggunakan lumpur atau tanah yang berhumus. Tanah yang diisi sebaiknya
tidak terlalu penuh. Berat dalam satu talang sekitar 150-180 gram.
-
Benih yang akan
ditabur ditempat pesemaian sebaiknya di rendam terlebih dahulu selama satu malam
,kemudian diangkat dari rendaman air sebelum ditabur agar benih dapat
berkecambah secara merata.
-
Benih yang
ditabur sekitar 200 gram per talang.
-
Untuk melindungi
bibit dari serangan burung, maka dipasangkan jaring.
-
Talang yang
sudah diisi bibit harus disiram setiap hari agar memudahkan pertumbuhan dan tidak
mengalami kekeringan.
-
Umur bibit yang
siap dipindahkan dilahan siap tanam adalah 9-13 hari setelah benih di tabur.
Selama
benih disemaikan, perlu diperhatikan apakah benih terlalu muda atau terlalu tua
untuk dilakukan penanaman. Karena jika benih terlalu muda atau kecil maka benih
akan mudah layu atau mati sedangkan jika terlalu tua atau besar maka bibit
sukar berkembang.
D. Penanaman
Sistem
penanaman yang digunakan dalam budidaya adalah sistem tanam Legowo. Legowo menurut bahasa Jawa berasal dari kata “ Lego “ yang berarti luas dan “ Dowo “
yang berarti panjang. Menurut pembimbing kami dalam Budidaya Tanaman Padi, Jajar
legowo yaitu suatu pola tanam dengan garis memanjang dan jarak yang ditentukan yang kemudian diselingi
satu baris kosong. Jarak tanam yang dipinggir setengah dari jarak tanam yang
ditengah. Pada prinsipnya sistem jajar legowo adalah meningkatkan populasi
dengan cara mengatur jarak tanam, selain itu sistem tanam tersebut juga
memanipulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi buat menjadi
taping ( tanaman pinggir ) lebih banyak.
Sistem
penanaman legowo yaitu sistem penanaman dengan jarak yang telah di tentukan, yaitu
dengan jarak tanam 40 cm x 20 cm x 10 cm (40 cm lorong, 20 x 10 jarak tanam).
Umur bibit yang digunakan sebaiknya kurang dari 21 hari. Gunakan 1-3
bibit/lubang tanam. Pada lahan sawah yang telah dipraktikkan yaitu dengan
menggunakan sistem tanam Legowo 4.1
yaitu setiap 4 baris tanaman padi diselingi 1 barisan kosong dengan lebar dua
kali jarak dalam barisan, dengan jarak tanam 40 cm x 25 cm x 12,5 cm.
Adapun keunggulan dari sistem
penanaman legowo yaitu :
-
Memudahkan
pemeliharaan
- Menghemat
penggunaan pupuk
- Mengurangi
serangan Hama Tikus
- Produktifitas
cenderung lebih tinggi
E. Pemeliharaan
Agar
mendapat pertumbuhan dan perkembangan yang optimal maka dilakukan pemeliharaan
pada tanaman. Langkah-langkah dalam pemeliharaan, yaitu :
1.
Penyulaman
Penyulaman
adalah mengganti tanaman yang rusak, tumbuh kurang sempurna atau mati yang
disebabkan karena kesalahan pada waktu penanaman. Tujuan penyulaman yaitu untuk
menghindari kerugian yang disebabkan karena menurunnya jumlah tanaman
dilapangan. Tanaman biasanya disulam sekitar 5-7 HST. Penyulaman ini harus
segera dilakukan agar pertumbuhanya tidak tertinggal dengan yang lain. Bila
penanaman dilakukan dengan cara pindah, pengganti bibit yang mati bisa diambil
dari bibit yang masih ada dipersemaian.
2.
Penyiangan
Penyiangan
adalah kegiatan membersihkan tanaman pengganggu atau rumput-rumput disekitar
tanaman padi, karena rumput liar dapat menyadap zat-zat makanan dan garam-garam
mineral dari dalam tanah dan dapat menjadi pesaing bagi tanaman budidaya yang
sebenarnya dapat dimanfaatkan seluruhnya oleh tanaman padi. Penyiangan dapat
dilakukan sampai sebelum masa panen.
Tujuan penyiangan, yaitu :
-
Untuk
membersihkan tanaman yang sakit,
-
Mengurangi
persaingan tanaman dengan gulma dalam penyerapan hara, sinar matahari dan
tempat,
-
Mencegah
terbentuknya atau berkembangnya gulma,
-
Mencegah tersumbatnya
saluran dan aliran air,
-
Mengurangi
hambatan produksi anakan.
Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut
gulma dengan tangan atau “osrok”/landak (mesin penyiangan).
1.
Dilakukan pada
kondisi tanah macak- macak dengan ketinggian air 2-3 cm.
2.
Gulma yang
terlalu dekat dengan tanaman padi sebaiknya dicabut dengan tangan.
3.
Dilakukan 2 arah
yaitu diantara dan dibarisan tanaman.
3.
Pengairan
Tujuan
pengairan yaitu untuk memenuhi kebutuhan air yang diperlukan tanaman dalam
proses metabolisme sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi
optimal. Air yang dipergunakan sebaiknya air yang berasal dari sungai, sebab
banyak mengandung lumpur dan kotoran yang berguna untuk menambah kesuburan
tanah dan tanaman. Pengairan juga dilakukan saat pengolahan tanah, tujuannya
untuk melunakkan tanah yang akan diolah.Kedalaman air diatur dengan cara :
a.
Umur 0-8 hari
dalamnya air 5 cm
b.
Umur 9-45
dalamnya 10-20 cm
c.
Padi yang sudah
membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya 25 cm. Setelah itu dikurangi
sedikit demi sedikit.
d.
10 hari sebelum
panen sawah dikeringkan agar padi dapat masak bersama-sama
4.
Pemupukan
Pemupukan
adalah pemberian unsur hara pada tanaman yang dilakukan secara rutin agar
tanaman dapat tumbuh optimal. Pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu :
1)
Pemupukan
pertama
·
7-14 HST =
KCL(50 kg/ha), Urea(150 kg/ha), SP36(50 kg/ha)
2)
Pemupukan kedua
·
30-35 HST =
Urea(100 kg/ha)
3)
Pemupukan ketiga
·
40-45 HST =
Urea(25 kg/ha) dan NPK(100 kg/ha)
Adapun
pupuk yang digunakan yaitu pupuk kimia, yakni pupuk Urea, SP36, KCL dan NPK.
Adapun fungsi dari pupuk tersebut yaitu :
o
Urea berfungsi
untuk membantu perkembangan daun, memperbanyak anakan.
o
KCL berfungsi
merangsang pembuahan dan mempercepat proses fotosintesis.
o
NPK berfungsi
untuk merangsang pertumbuhan akar.
o
SP36 berfungsi
untuk meningkatkan hasil panen kerena mengandung unsur micro primer yaitu unsur
phospate dalam jumlah tinggi yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Luas/Ha
5.
Penyemprotan
secara berkala
Penyemprotan
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara berkala jika padi terkena
penyakit atau hama dengan menggunakan pestisida atau membasmi hama dan
penyakit. Secara umum dalam penyemprotan dilakukan 7-10 hari. Tetapi dalam
praktik yang dikerjakan penyemprotan dilakukan selama 3 hari. Dosis yang
digunakan biasanya terdapat dibelakang kemasan lalu ditambah dengan air 5
liter. Misalnya racun Hopper 500 EC, digunakan untuk membasmi hama dengan
dosis/konsentrasi 0,125-0,2500 ml/l air atau 250 cc + 5 liter air. Racun
lainnya yaitu Regent dan Gandasil B. Penyemprotan dilakukan menggunakan
knapsack sprayer.
F. Pengendalian OPT
(Organisme Pengganggu Tanaman)
OPT(Organisme
Pengganggu Tanaman) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu
kehidupan ataupun menyebabkan kematian pada tanaman. Pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman sangat penting bagi pertumbuhan tanaman karena sangat
berpengaruh besar terhadap hasil tanaman nanti.
a) Gulma
adalah tanaman pengganggu yang tidak diinginkan keberadaannya diantara tanaman
budidaya. Yang termasuk gulma dalam budidaya tanaman padi sawah, yaitu :
Ø Enceng
lembut/gondok
Enceng lembut adalah tumbuhan
setahun,berdaun lebar yang hidup di habitat semi perairan dengan tumbuhan 40-50
cm. Gulma monokotil ini mempunyai batang yang pendek,lunak,dan akar amat pendek
serta mempunyai rongga udara pada batang sehingga dapat terapung diatas air.
Cara pengendalian gulma jenis ini adalah
pencambutan dengan menggunakan tangan atau dengan menggunakan insektisida kimia
atau racun seperti Kodang.
Ø Genjer
Genjer adalah tumbuhan yang hampir sama
dengan enceng lembut yang hidup disemi perairan. Gulma jenis ini mempunyai
batang yang lunak yang berwarna hijau.
Cara pengendalian gulma jenis ini yaitu
pencabutan dengan menggunakan tangan atau penyemprotan insektisida kimia dengan
menggunakan racun yaitu Kodang
b) Hama
adalah binatang yang mengganggu tanaman baik dilahan maupun di penyimpanan yang
menurunkan secara kualitas maupun kuantitas dengan cara
menggerek,mengisap,memakan.menjilat,menusuk bagian-bagian tanaman yang
menyebabkan kerusakan pada tanaman. Yang termasuk hama, yaitu :
Ø Burung
Burung yang banyak menyerang tanaman padi, adalah burung pipit. Serangan burung
ini mulai ada saat penyemaian, yaitu memakan benih yang telah ditebarkan,
kemudian saat padi masih muda ataupun saat padi sudah mulai menguning.
Cara pengendalian burung yaitu dengan
cara memasang jaring. Pemasangan jaring biasanya dilakukan pada saat padi
berumur 60/90 hari atau saat berbunga. Dapat pula dengan cara memasang
bunyi-bunyian atau mengusirnya menggunakan orang-orangan yang digerakkan dengan
tali diatas tanaman padi.
Ø Wereng
Coklat (Nilaparvata lugens)
Akibat serangan hama ini
menyebabkan tanaman padi mati kering, tampak seperti terbakar, serta dapat
menularkan beberapa jenis penyakit. Pemupukan kandungan N tinggi tanpa
diimbangi P,K tinggi serta penanaman dengan jarak tanam rapat sangat rentan
terserang wereng coklat. Hama wereng coklat menyerang tanaman padi mulai dari
pembibitan hingga fase masak susu. Gejala serangan ditandai terdapatnya imago,
menghisap cairan tanaman di pangkal batang, kemudian tanaman padimenguning,
akhirnya mengering. Pengendalian hama wereng coklat diantaranya melakukan
pengaturan jarak tanam, menanam varietas tahan wereng (bisa meminta informasi
ke dinas pertanian terdekat), penggunaan lampu perangkap, serta memanfaatkan
musuh alami (contoh : laba-laba Ophione nigrofasciata, Paederus fuscifes,
Coccinella, kepik Cyrtorhinus lividipennis). Apabila serangan
di luar ambang kendali, aplikasikan insektisida berbahan aktif imidakloprid,
bensultap, BPMC, betasiflutrin, buprofezin, dimehipo, tiametoksam, atau
karbofuran. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasannya.
Wereng
coklat cara pengendaliannya adalah mengurangi atau mengeringkan air sawah
selama 1 minggu.
Ø Walang
Sangit(Leptocorixa acuta)
Walang
sangit dapat merusak bulir padi pada fase pemasakan atau sekitar umur 90 HST.
Hisapan selama fase masak susu
menyebabkan bulir hampa. Hisapan selama fase pengisian menyebabkan rendahnya
mutu bulir dan beras pecah. Hama ini meletakkan telurnya pada daun rumput teratas
atau daun bendera padi. Jika telah menetas maka akan bergerak ke bulir padi dan
mengisapnya.
Cara
pengendalian walang sangit yaitu dengan bangkai ketam yang telah busuk.
Caranya, ketam yang teleh busuk ditaruh pada tengah-tengah papan kayu yang bagian
pinggirnya telah diolesi dengan perekat bau ketam akan menarik walang sangit
dan selanjutnya akan terperangkat atau dengan menggunakan ikan kering yang sudah
dibasahi ( bau menyengat ).
Ø Keong
mas
Merupakan
salah satu jenis hama yang menyerang tanaman padi pada saat tanaman padi masih
muda atau berumur 45-60 HST. Keong menyerang tanaman padi dengan cara memotong batang padi yang masih mudah
kemudian memakannya.
Cara
pengendalian keong yaitu megeringkan sawah untuk mengurangi perkembangbiakan
dan juga dengan menyemprotkan racun, adapun racun yang digunakan yaitu racun
Bestnoid 60 WP dengan dosis 375-500 g/ha. Dapat pula dilakukan dengan telur
yang ada di batang padi agar dibuka dan ditenggelamkan kedalam air.
Ø Wereng
Hijau
Hama pengganggu tanaman padi jenis ini adalah Nephotettix
virescens. Hama wereng hijau merupakan hama penyebar (vektor) virus
tungro penyebab penyakit tungro. Fase persemaian sampai pembentukan anakan
maksimum merupakan fase paling rentan serangan wereng hijau. Gejala kerusakan
ditandai tanaman kerdil, anakan berkurang, daun berubah menjadi kuning sampai
kuning oranye. Pengendalian hama wereng hijau selama budidaya ini sama seperti
pengendalian hama wereng coklat.
c) Penyakit
adalah sesuatu yang menyimpang dari keadaan normal, yang menimbulkan gejala
yang dapat dilihat, menurunkan kualitas atau nilai ekonomi yang merupakan
akibat interaksi yang cukup lama. Yang termasuk penyakit dalam tanaman padi
sawah.
Ø Tungro
Penyebab
dari penyakit tungro adalah virus tungro yang ditularkan oleh Nepotettix
Virecens(wereng hijau). Gejala dari penyakit ini yaitu tanaman tumbuh kerdil, daun
menguning dan agak menggulung, jumlah anakan berkurang, perkembangan akar
terlambat, butir berbercak coklat, dan bulir ringan. Serangan pada daun tua
ditunjukkan dengan bintik-bintik cokelat bekas tusukan serangga menular. Malai
yang dihasilkan kecil dan tidak dapat keluar dengan sempurna. Virus tungro jika
menyerang pada masa pertumbuhan maka akan terkena penyakit kerdil rumput.
Apabila pada masa bunting maka terkena penyakit kerdil hampa.
Pengendalian tungro dilakukan dengan cara:
·
Mengendalikan
serangga penular ( wereng hijau)
·
Menggunakan
varietas resisten serangga penular
·
Menjaga
kebersihan lingkungan, menghilangkan sumber infeksi dengan mencabut, dan
memunaskan tanaman yang terserang
·
Secara kimia
dengan seed treatment pada tanah pesemaian dan aplikasi insektisida jika
terlihat gejalah tungro.
Ø Hawar
Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae pv
oryzae)
Penyakit
ini mengakibatkan daun yang sakit berubah menjadi hijau kelabu, mengering,
helaian daunnya melengkung. Pengendaliannya dengan menggunakan varietas tahan
dan pemupukan yang seimbang, mengatur pengairan, penyemprotan fungisida copcide
77 WP(0,5-1 gram/liter).
Ø Bercak
cokelat ( Brown spot )
Penyebab
panyakit ini adalah infeksi cendawan Bipolaris
Orizae. Gejalanya tampak pada daun dan kulit gabah. Disamping itu, juga
tampak pada koleoptil, pelapah daun dan cabang malai.
Pada
daun yang terserang terlihat barcak bentuk oval dengan penyebaran merata,
bercak berwarna cokelat dengan titik tengah berwarna hitam atau cokelat. Bercak
bercak ini sering menutupi permukaan kulit.
Cara
pengendalian bercak cokelat ( brown
spot ) dilakukan dengan cara :
·
Menggunakan
varietas tahan bercak cokelat
·
Pergiliran
tanaman dengan palawija
·
Perbaikan cara
bertanam
·
Aplikasi
fungisida yang dianjurkan saat jumlah anakan maksimum, pada saat bunting, serta
permulaan berbunga
G.
Panen
dan Pasca Panen
A.
Panen
Untuk
mendapatkan hasil yang berkualitas tinggi perlu didukung dengan waktu
panen yang tepat, cara panen yang baik dan penanganan pasca panen yang
baik. Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman yang akan
dilanjutkan dengan kegiatan Pasca panen yang meliputi Perontokan, Pengeringan, Pembersihan, Pengeringan, Penggilingan, dan Penyimpanan.
1.Waktu
panen
Padi yang siap panen memiliki tanda-tanda sebagai
berikut.
v Kurang
lebih 90% malai menguning.
v Daun
bendera sudah menguning(33-36 hari setelah berbunga)
v Kadar
air gabah sekitar 25%.
v Bagian
bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau.
v Umur
tanaman padi jenis ciherang dan cisantana yang siap panen adalah 95-105 HST .
Penentuan umur
saat panen harus dilakukan dengan tepat. Panen yang terlalu awal atau terlambat
dapat mengakibatkan kualitas gabah menurun.
Sebelum waktu panen, kurang lebih
1-2 minggu sebelumnya padi dikeringkan agar padi masak secara merata , kadar
air menurun, dan memudahkan panen. Panen
dilakukan pada cuaca yang cerah, dimulai sekitar pukul 09.00 sampai 17:00.
Sebelum pukul 09.00 biasanya masih banyak embun, sedangkan setelah pukul 09.00
embun sudah banyak yang menguap, sehingga kadar air gabah menurun. Panen yang
dilakukan saat hujan akan memperberat pekerjaan dan kadar air gabah akan
tinggi.
2.Tata
Cara Panen
Sebelum panen terlebih dahulu sawah
dikeringkan selama 7-10 hari, alat yang digunakan panen yaitu sabit bergerigi.
Padi dipotong dibagian tengah dengan jarak potongan 20-30 cm dari tanah.
Potongan batang padi tersebut diletakkan
pada alas yang telah disiapkan.
Umur tanaman
padi pada sistem tanam Ciherang dan Cisantana yang siap panen adalah 95-105
HST. Padi yang telah dipanen kemudian di kumpulkan di tempat yang sudah
disiapkan untuk kemudian di rontokkan dengan menggunakan mesin Power Threser
atau mesin perontok. Sebaiknya dalam pengumpulannya gunakan alas supaya gabah
tidak tercecer dan kadar kotoran tidak bertambah.
B. Pasca
Panen
1) Perontokan
perontokan
dilakukan dengan menggunakan mesin Power
Threser atau mesin perontok yang bertujuan untuk memisahkan gabah dengan bagian
batang padi. Dalam kegiatan merontokkan padi di gunakan mesin perontok padi
yaitu Power Threser dan Combain Harvesfer. Perbedaan dari mesin
Combain dengan mesin Threser adalah jika mesin Threser hanya berfungsi untuk
memisahkan gabah dengan batangnya, sedangkan mesin Combain dapat digunakan
untuk memanen sampai memisahkan gabah dan jerami. Salah satu keunggulan mesin
kombain adalah jeraminya langsung dapat tercacah. Setelah itu, gabah
dikumpulkan kemudian dimasukan kedalam karung dan selanjutnya di bawa ketempat
pengolahan hasil pertanian atau ruang Rice Milling Unit(RMU) untuk diolah lebih
lanjut.
2) Pembersihan
Tujuan pembersihan yaitu untuk menghilangkan
kotoran, gabah hampa dan benda asing, sehingga kualitas gabah dapat meningkat.
Pembersihan dilakukan dengan ditampi atau diayak.
3) Pengeringan
Padi yang sudah di pindahkan ke Rice Milling Unit
selanjutnya perlu dikeringkan dengan dijemur dibawah sinar matahari langsung.
Tujuan dari pengeringan yaitu untuk menurunkan kadar air gabah mencapai 14%.
Sebab kadar air gabah yang baru dipanen sekitar 20-22%. Penjemuran dilakukan 2
atau 3 hari selama 3 atau 4 jam sehari. Ketebalan gabah 5-7 cm, dan usahakan
dilakukan pembalikan 2 kali agar keringnya merata. Penjemuran sebaiknya
dilakukan diatas lantai. Penjemuran gabah dihentikan sampai kadar air mencapai
14 %. Apabila gabah belum kering maka ditutup dengan terpal. Kemudian gabah
dikemas dalam karung dan diistirahatkan minimal 1 malam untuk kemudian
digiling.
Jika musim hujan akan sulit untuk mendapatkan sinar
matahari, maka sebagai penggantinya digunakan sumber panas dari lampu petromak (mesin
pengeringan). Suhu pengering untuk benih 42°C sedangkan untuk dikomsumsi 50°C.
4) Penggilingan
Sebelum digiling sebaiknya gabah yang baru
dikeringkan diangin-anginkan untuk menghindari bulir pecah saat penggilingan.
Setelah gabah mencapai kadar air maksimum 12-14% untuk digiling, maka gabah
dimasukan ke dalam ruang Rice Milling Unit untuk digiling menggunakan mesin
penggilingan padi. Setelah itu beras ditimbang sesuai dengan permintaan
konsumen.
5) Penyimpanan
Penyimpanan
padi sebaiknya dimasukkan kedalam karung agar kualitasnya terpelihara dengan
baik. Dan diusahan ditempatkan pada ruang penyimpanan khusus beras. Jika tidak
langsung ditempatkan kedalam karung, boleh ditempatkan di atas kayu untuk
menjaga kelembaban tetap terjaga.
Alhamdulillah. akhirnya selesai juga. semoga dengan postingan ini, dapat bermanfaat . dan mohon bantuannya, jika masih kurang lengkap, mohon kritikannya ya. salam dari Nurul. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Syukron Jazakumullahu khair.
Kami terima saran dan kritiknya.